Sabtu, 10 April 2021

Solat Sunnah Berjamaah dan Munfarid

 



SULAT SUNNAH BERJAMAAH DAN MUNFARID

➤ Kompetensi Dasar

  • 3.5 Memahami tata cara solat sunah berjamaah dan munfarid
  • 4.5 Mempraktikan solat sunah berjamaah dan munfarid

➤ Tujuan Pembelajaran

  • menjelaskan pengertian solat sunah
  • menjelaskan ketentuan solat sunnah bberjamaah dan munfarid
  • sempraktikan solat sunnah berjamaah dan munfarid
  • mengimplementasikan hikmah solat sunah berjamaah dan munfarid dalam kehidupan sehari hari

A. Pengertian Solat Sunnah

Solat sunnah adalah solat selain solat wajib lima waktu dan biasa dilaksanakan oleh Rosulullah saw untuk mendekatkan diri kepada Allah swt serta untuk mendapatkan pahala. sedangkan disyariatkannya solat sunnah adalah untuk menambal kekurangan yang terdapat pada solat fardu.
Adapun hukum melaksanakannya adalah sunah muakkad yaitu sunnah yang sangat dianjurkan.

Rasulullah SAW bersabda:

أَمَرَنَا – تَعْنِى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ نُخْرِجَ فِى الْعِيدَيْنِ الْعَوَاتِقَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ وَأَمَرَ الْحُيَّضَ أَنْ يَعْتَزِلْنَ مُصَلَّى الْمُسْلِمِينَ.

artinya:“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kami pada saat shalat ‘ied (Idul Fithri ataupun Idul Adha) agar mengeluarkan para gadis (yang baru beranjak dewasa) dan wanita yang dipingit, begitu pula wanita yang sedang haidh. Namun beliau memerintahkan pada wanita yang sedang haidh untuk menjauhi tempat shalat.

B. Macam-Macam Solat Sunnah

solat sunah dikelompokan menjadi dua, yaitu : solat sunah yang dilakukan dengan berjamaah dan solat sunah yang dilakukan dengan sendiri atau munfarid. 

Solat Sunnah Berjamaah

Solat Sunah Munfarid

1. Solat ‘Idain (Solat Idul Fitri Dan Idul Adha)

2. Sholat Istisqo

3. Solat Khusuf (Gerhana Bulan)

4. Solat Kusuf (Gerhana Matahari)

6. Solat Tarawih

7. Solat Witir

1. Sholat Rawatib

2. Sholat Tahyatul Masjid

3. Sholat Istikharah

4. Sholat Tasbih

5. Sholat Hajat

6. Sholat Isyraq/Syuruq

7. Sholat Duha

8. Sholat Malam/Tahajud

9. Sholat Sunah Wudu

10. Sholat Taubat


1. sholat sunah berjamaah

➧ sholat sunah hari raya

sholat Id hukumnya sunnah muakkad bagi laki-laki dan perempuan, baik yang bermukim atau musafir. boleh dikerjakan sendiri dan lebih baik dikerjakan bberjamaah. solat hari raya ada dua, yaitu : idul fitri tanggal 1 syawal dan idul adha tanggal 10 zulhijjah.

cara mengerjakannya: 
a) pada waktu pagi tanggal 1 syawal setelah kita menunaikan solat subuh dan setelah kita menunaikan mandi sunah hari raya
b) setelah tiba dilokasi solat ikut mengulang ulang bacaan takbir
c) niat :
lafal niatnya adalah:

اُصَلّى سُنةً لِعيدِ الفِطرِ / الأضْحى رَكعَتينِ مَأمُومًا / إمَامًا لله تعالى

Artinya: Saya niat sholat sunah Idul Fitri/Adha dua rakaat dengan menjadi makmum/imam karena Allah Ta’ala.” 
d) pada rokaat pertama sesudah niat, takbiratul ihram, dan doa iftitah, kemudian takbir 7 kali. dan setiap habis takbir disunahkan membaca

سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ

e) Membaca ta’awud
f) Membaca surat al Fatihah
g) Membaca surat al Qur’an. Sebaiknya surat Qaaf pada rakaat pertama dan surat Iqtarabat pada rakaat kedua. atau surat al A’laa pada rakaat pertama dan surat al Ghasyiyah pada rakaat kedua.
h) Setelah shalat Id dilanjutkan dengan khutbah

➧ solat istisqo (meminta hujan)

solat yang dikerjakan untuk meminta air hujan. waktu pelaksanakan solat istisqo adlah pada saat adanya kekeringan dan kekurangan air pada musim kemarau panjang.

Shalat Istisqa’ adalah shalat sunnat 2 rakaat yang dilakukan untuk memohon turunnya hujan kepada Allah SWT. Shalat Istisqa’ hukumnya sunnah  muakkad (sangat ditekankan) ketika terjadi musim kering, karena Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memerintahkan hal tersebut

رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ خَرَجَ يَسْتَسْقِي قَالَ فَحَوَّلَ إِلَى النَّاسِ ظَهْرَهُ وَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ يَدْعُو ثُمَّ حَوَّلَ رِدَاءَهُ ثُمَّ صَلَّى لَنَا رَكْعَتَيْنِ جَهَرَ فِيهِمَا بِالْقِرَاءَةِ

 artinya:Saya melihat Nabi saw tatkala pergi ke tanah lapang untuk shalat istisqa’ beliau palingkan punggungnya menghadap para sahabat dan kiblat sambil berdo’a, lalu beliau palingkan selendangnya, kemudian shalat dengan kami du’a rekaat dengan suara yang keras ketika membaca ayat.

Adab Sebelum Shalat Istisqa
  1. Berpuasa 4 hari berturut-turut, karena doa orang berpuasa tidak akan ditolak.
  2. Menjauhkan dari kezaliman dan taubat.
  3. Banyak berbuat baik dan bersedekah.
  4. Pada hari ke-4 keluar menuju tempat shalat dengan mengajak anak-anak, orang tua, dan binatang ternak, memakai pakaian sederhana
Tata Cara Melaksanakan Shalat Istisqa’
Berniat dalam hati melakukan Shalat Istisqa. Jika diucapkan lafal niatnya sbb:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ اْلإِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

            artinya:  Aku niat Shalat sunnah istisqa dua rakaat karena  Allah ta’ala.

  1. Shalat dua rakaat, sebagaimana shalat ‘Id, rakaat pertama takbir 7 kali dan rakaat kedua takbir 5 kali.
  2. Rakaat pertama disunnahkan membaca surat Al-A’la dan rakaat kedua surat Al-Ghasiyah
  3. Setelah shalat, diteruskan dengan khutbah dua kali.
  4. Berdoa menghadap kiblat dan mengangkat dua tangan.
  5. Dianjurkan doa Istisqa
  6. Bertawasul dengan amal shalih
  7. Khusus untuk kaum lelaki disunnahkan memindahkan dan membalikkan selendang atau sorbannya.
  8. Dianjurkan imam keluar bersama masyarakat.
  9. Dianjurkan membawa binatang ternak.

SHALAT GERHANA MATAHARI (Kusuf) dan SHALAT   GERHANA BULAN (Khusuf)

Shalat kusuf atau shalat khusuf adalah shalat yang dikerjakan dengan tata cara tertentu karena terjadinya gerhana matahari atau gerhana bulan. 
Hukum shalat gerhana adalah sunnah mu’akkad sebagaimana shalat gerhana matahari dan dilakukan secara berjamaah.
Nabi SAW bersabda:
فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَافْزَعُوا إِلَى الصَّلاَةِ
artinya: Jika kalian melihat kedua gerhana yaitu gerhana matahari dan bulan, bersegeralah menunaikan shalat.” (HR. Bukhari)

Tata cara melaksanakan shalat gerhana adalah sebagai berikut:
1. Lafal Niat shalat gerhana matahari (Shalat Kusuf) :
أُصَلِّيْ سُنَّةَ لِكُسُوْفِ الشَّمسِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
artinya:“ Aku niat Shalat sunnah gerhana matahari dua rakaat karena Allah ta’ala Lafal Niat shalat gerhana bulan (Shalat Khusuf):     
أُصَلِّيْ سُنَّةَ لِخُسُوْفِ الْقَمَرِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
artinya: Aku niat Shalat sunnah gerhana bulan dua rakaat karena Allah ta’ala.
2.  Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa. Membaca do’a istiftah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih)
3. Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya.
4. Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal)
5. Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.
6. Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya.
7. Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal).
8. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.
9. Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
10. Salam.
11. Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jama’ah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, sedekah, dan membebaskan budak.
Apabila gerhana masih berlangsung setelah shalat selesai, maka hendaklah berdzikir kepada Allah dan berdoa sampai gerhana berakhir, dan tidak mengulang shalat. Apabila gerhana selesai dan dia masih shalat hendaknya dia sempurnakan shalatnya dengan khafifah (dipercepat), tidak berhenti shalat begitu saja.

➧ SHALAT TARAWIH

Pengertian Shalat Tarawih
Shalat tarawih adalah shalat sunah yang dilaksanakan khusus pada malam ‎hari bulan Ramadhan. Shalat tarawih merupakan amalan sunah pada bulan ‎Ramadhan di samping ibadah-ibadah lain seperti memperbanyak tadarus Al ‎Quran, berzikir, berdoa, mendalami ilmu agama dengan mengikuti pesantren kilat, ‎dan sebagainya. Kegiatan tersebut bertujuan untuk lebih mendekatkan diri kepada ‎Allah SWT.‎
Hukum Shalat Tarawih

   Hukum melaksanakannya adalah sunah muakkad, sebagaimana hadis ‎Rasulullah SAW :‎

 عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ  مَنْ قَامَ رَمَضَانَ اِيْمَانًا وَاحْتِسَاباً ‏غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (رواه البخارى ومسلم)‏

artinya :“Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW bersabda : Barangsiapa yang ‎melaksanakan shalat pada malam hari di bulan Ramadhan dengan dilandasi ‎iman dan semata-mata mengharap ridha Allah SWT maka akan diampuni dosa-‎dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)‎

Bilangan rakaat Shalat Tarawih
Ada perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat Tarawih di ‎kalangan umat Islam. Akan tetapi, perbedaan tersebut tidak penting dan tidak ‎perlu diperdebatkan. Hal yang penting adalah bagaimana shalat Tarawih tetap ‎dilaksanakan umat Islam. Perbedaan yang dimaksud sebagai berikut :‎
1. Delapan rakaat ditambah Witir
Pendapat ini diambil dari keterangan bahwa Rasulullah s.a.w shalat Tarawih ‎bersama para sahabat di masjid tiga kali selama hidupnya. Sesudah itu beliau ‎tidak melakukan lagi secara berjamaah di masjid tetapi melaksanakannya di ‎rumah. Rasulullah s.a.w  khawatir apabila suatu saat nanti shalat tarawih ‎dianggap ibadah wajib. Jumlah rakaat yang dilakukan bersama sahabat di ‎masjid tersebut adalah delapan rakaat ditambah Witir. Keterangaan ini ‎berdasarkan pada hadits berikut :  ‎
‏ ‏صَلَّى بِهِمْ ثَمَانَ رَكَعَاتٍ ثُمَّ اَوْتَرَ (اخرجه ابن حبان)‏    ‏ عَنْ جَابِرٍ اَنَّهُ
artinya : “Diriwayatkan dari Jabir sesungguhnya Rasulullah s.a.w shalat ‎bersama-sama mereka delapan rakaat kemudian beliau shalat witir”. (HR. ‎Ibnu Hibban)‎
2. Dua puluh rakaat ditambah Witir
Mengenai jumlah rakaat shalat tarawih yang 20 rakaat dilanjutkan dengan witir ‎dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab dan diikuti oleh para sahabat yang ‎lain. Tentang jumlah rakaat yang dilakukan oleh Umar bin Khattab ini tidak ‎pernah dipermasalahkan oleh para sahabat saat itu. Jadi, sampai sekarang pun ‎umat Islam ada yang mengikutinya. ‎
3. Tiga puluh enam rakaat ditambah Witir
Mengenai jumlah rakaat shalat tarawih 36 rakaat dilanjutkan dengan witir ‎dilakukan oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang merupakan salah satu ‎Khalifah Bani Umayyah. ‎
Dari ketiga pendapat di atas menunjukkan bahwa perbedaan rakaat dalam ‎pelaksanaan shalat tarawih di kalangan umat merupakan sesuatu yang tidak perlu ‎dipermasalahkan. Apalagi sampai terjadi pertikaian hanya karena perbedaan ini. ‎Padahal sejak dahulu perbedaan ini telah ada dan tidak timbul masalah. Yang ‎terpenting adalah umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dengan baik. ‎Sedangkan berapa jumlah rakaatnya terserah kepada masing-masing sesuai ‎dengan pengetahuan dan keyakinannya untuk mendekatkan diri kepada Allah ‎SWT di bulan Ramadhan yang penuh berkah.‎
Cara melaksanakan Shalat Tarawih
Waktu pelaksanaannya setelah shalat isya sampai dengan fajar sidiq ‎‎(menjelang waktu subuh).‎
Shalat Tarawih ini dikerjakan seperti shalat biasa lainnya baik mengenai bacaannya maupun gerakan-gerakannya dan pada setiap dua rakaatnya ditutup dengan salam. hanya niat yang  membedakan. yakni ;
أُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ اِمَامًا ِللهِ تعَالَى
artinya : “Aku niat Salat Tarawih dua rakaat menjadi imam karena Allah Ta’ala”
Niat Shalat Tarawih untuk Imam :
أُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
artinya :Saya sengaja niat shalat Tarawih dua rakaat (sebagai makmum) karena Allah Ta’ala
Setelah selesai shalat Tarawih lalu diteruskan shalat Witir, sekurang-kurangnya satu rakaat tetapi pada umumnya dikerjakan tiga rakaat dengan dua salam atau satu salam.
Adapun surat yang dibaca sesudah Al-Fatihah pada tiap-tiap rakaat boleh surat apa saja yang dikehendaki, tetapi di utamakan pada setiap rakaat yang kedua sesudah membaca surat Al-Fatihah membaca surat Al-Ikhlash.

➧ SHALAT WITIR

Witir artinya ganjil. Shalat Witir artinya shalat sunah yang dikerjakan pada malam hari setelah shalat Isya’ dengan bilangan rakaatnya ganjil baik di bulan Ramadan maupun diluar bulan Ramadan. Rasulullaâh shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda :
اجْعَلُوا آجِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا
Artinya  :Jadikanlah akhir shalat kamu di malam hari dengan shalat Witir. (H.R. Muttafaq Alaih)
Tata Cara Melaksanaan Shalat Witir
Mengerjakan Shalat witir itu rakaatnya ganjil, minimal 1 rakaat, dan maksimal 11 rakaat.
Tata cara pelaksanaan shalat witir sebagai berikut :‎
1. waktunya pada malam hari setelah shalat isya’‎. Pada bulan Ramadan setelah shalat Tarawih.
2. dilaksanakan secara berjamaah atau sendirian (munfarid)‎
3. jumlah rakaatnya ganjil
4. Dalam pelaksanaannya ada dua macam niat, yakni niat untuk shalat 2 rakaat ‎dan ditutup dengan niat untuk shalat 1 rakaat.
5. Berniat shalat witir 2 atau 1 rakaat
Bacaan niatnya apabila diucapkan adalah :‎
Niat Shalat Witir 2 rakaat  untuk Imam

 أُصَلِّي سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ اِمَامًا للهِ تَعَالَى
artinya : “Saya berniat shalat witir dua rakaat menjadi imam karena Allah Ta’ala”

Niat Shalat Witir 2 rakaat untuk Makmum
أُصَلِّي سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا للهِ تَعَال
 artinya: Saya berniat shalat witir dua rakaat menjadi makmum karena    Allah Ta’ala.
 
Niat Shalat Witir 1 rakaat untuk Imam
أُصَلِّي سُنَّةً الْوِتْرِ رَكْعَةَ اِمَامًا للهِ تَعَالى
  artinya: Saya berniat shalat satu rakaat witir menjadi imam karena Allah Ta’ala.

Niat Shalat Witir 1 rakaat untuk Makmum
أُصَلِّي سُنَّةً الْوِتْرِ رَكْعَةَ مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالى
artinya: Saya berniat shalat satu rakaat witir menjadi makmum karena Allah Ta’ala.

6. Takbiratul ihram
7. ‎Shalat 2 rakaat atau 1 rakaat seperti biasa.
8. ‎Salam.‎

2. Solat sunnah munfarid

shalat sunah munfarid adalah shalat sunah yang lebih baik dilakukan dengan cara sendirian, tidak ada imam atau makmum.
Berikut contoh shalat sunah Munfarid :

➧ SHALAT TAHIYATUL MASJID

Shalat Tahiyatul Masjid adalah shalat sunah yang dilaksanakan ketika seseorang memasuki masjid. Hukum melaksanakannya adalah sunah, dikerjakan 2 rakaat sebelum duduk dengan tujuan menghormati (memuliakan) masjid. Nabi Saw bersabda:
إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يَجْلِسَ

artinya:Jika salah seorang dari kalian masuk masjid, maka hendaklah dia shalat dua rakaat sebelum dia duduk.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim 

Cara melaksanakan shalat Tahiyatul Masjid
1. Berniat shalat Tahiyatul Masjid Bacaan niatnya apabila diucapkan adalah :‎
أُصَلِّي سُنَّةً تَحِيَّةَ الْمَسْجِدِ رَكْعَتَيْنِ للهِ تَعَالى
‎ artinya: Saya berniat shalat tahiyat masjid dua rakaat karena Allah Ta’ala.” ‎
2. Takbiratul ihram ‎
3. Shalat dua rakaat seperti biasa.‎
4. Salam.

➧ SHALAT TAHAJUD

Tahajud berarti bangun dari tidur pada malam hari. Jadi shalat Tahajud adalah shalat sunah yang dikerjakan pada malam hari setelah shalat Isya’ sampai menjelang waktu Subuh. Lebih utama dikerjakan sepertiga malam yang terakhir (kira-kira jam 02.00 dini hari). Hukum melaksanakan shalat Tahajjud adalah sunnah muakkad. Jumlah rakaatnya paling sedikit 2 rakaat dan paling banyak tak terbatas. Firman Allah SWT
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا

artinya :“Dan pada sebagian malam hari (shalat) Tahajudlah kamu sebagai (ibadah) tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu memberikan tempat (kedudukan) yang terpuji (Q.s. Al-Isra’ : 79) Waktu pelaksanaan shalat tahajjud adalah mulai setelah Isya’ sampai sepertiga akhir malam. Ulama membagi waktu tahajjud menjadi tiga, yaitu:

  1. Sepertiga malam pertama. Dari jam 19.00 sampai jam 22.00
  2. Sepertiga malam kedua. Dari jam 22.00 sampai 01.00
  3. Seperti malam ketiga. Dari jam 01.00 sampai masuknya waktu subuh.
Cara menlaksanakan shalat Tahajud
  1. Berniat dalam hati melaksanakan shalat Tahajud, jika dilafalkan :
أُصَلِّي سُنّةَ التَهَجُدِ رَكْعَتَيْنِ ِللَهِ تَعَاليَ
 artinya: Saya berniat mengerjakan shalat Tahajud dua rakaat karena Allah Ta’ala.
  1. Takbiratul Ihram.
  2. Shalat 2 rakaat seperti shalat-shalat yang lain.
  3. Salam

➧ SHALAT ISTIKHARAH

Shalat Istikharah artinya shalat sunah dua rakaat dengan maksud mohon petunjuk  dari Allah SWT dalam menentukan pilihan terbaik diantara dua pilihan atau lebih. Hukum melaksanakannya adalah sunah dikerjakan pada waktu siang atau malam, pagi atau sore dengan 2 rakaat. Nabi Saw bersabda:

عَنْ جَابِرٍ رضي الله عنه قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُعَلِّمُنَا الاسْتِخَارَةَ فِي الأُمُورِ كُلِّهَا كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ يَقُولُ إذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ

artinya: Rasulullah mengajarkan kami ber-istikharah dalam seluruh perkara sebagaimana beliau mengajar kami surat Al-Quran. Beliau bersabda, “Apabila kalian bermaksud sesuatu, maka shalatlah dua raka’at sunnah kemudian berdoalah…”  (HR. Bukhari)

Cara Mengerjakan shalat Istikhrah
  1. Beniat dalam hati melakukan shalat Istikharah, jika dilafalkan :

أُصَلِّي سُنَّةَ اْلإِسْتِخَارَةِ رَكْعَتَيْنِ للهِ تَعَالى
    artinya: Saya berniat shalat sunah Istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala.
2.  Takbiratul Ihram
3. Shalat dua rakaat seperti Shalat-Shalat yang lain
4. Salam dan membaca do’a

➧ SHALAT DHUHA

Shalat Dhuha adalah shalat sunnah yang dilaksanakan pada pagi sampai siang hari. Dari setelah matahari agak tinggi sampai sebelum masuk waktu dzuhur. Waktu terbaik adalah dengan mengakhirkan sampai waktu agak siang (panas). Kira-kira antara jam 8 sampai jam 10. Hukum salat Duha adalah sunnah muakkad. Jumlah rakaatnya paling sedikit dua, rakaat dan paling banyak dua belas rakaat, yang paling utama delapan rakaat. Rasulullah Saw bersabda:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

artinya:Dari Abu Dzar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau telah bersabda, “Setiap hari bagi setiap persendian dari salah seorang di antara kalian terdapat kewajiban untuk bersedekah. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar makruf nahi munkar adalah sedekah. Semua itu tercukupkan dengan dua rakaat shalat yang dilakukan di waktu dhuha.” (HR. Muslim)

Cara melaksanakan salat Dhuha
  1. Beniat dalam hati melakukan shalat Dluha, jika dilafalkan :
اُصَلِّى سُنَّةَ الضَّحى رَكْعَتَيْنِ لِله تَعَالى.الله اَكْبَرُ
            Artinya: Saya berniat shalat sunah Dluha dua rakaat karena Allah Ta’ala.
2. Takbiratul Ikhram
3. Shalat dua rakaat seperti shalat-shalat yang lain
4. Salam dan membaca do’a

اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقَى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

artinya: Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh.

➧ SHALAT SUNNAH RAWATIB

Shalat Sunnah Rowatib adalah shalat sunah yang waktu pelaksanaannya  mengiringi shalat fardu lima waktu. Shalat tersebut dilakukan sebelum atau sesudah shalat fardu. Sholat Sunat Rawatib yang dikerjakan sebelum sholat fardu disebut rawatib qobliyah, sedangkan Sholat Sunat Rawatib yang dikerjakan sebelum sholat wajib disebut rawatib bakdiyah.
Hukum Sholat Sunat Rawatib.
Sholat Sunat Rawatib itu bila ditinjau dari segi hukumnya terbagi dua :
1.     Sholat Sunat Rawatib Muakkad yaitu  sholat sunah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan, karena selalu dikerjakan oleh Nabi Muhammad Saw.
Sholat Sunat Rawatib Muakkad terdiri dari :
1)   Dua rakaat sebelum sholat Subuh.
2)   Dua rakaat sebelum sholat Zuhur.
3)   Dua rakaat sesudah Shola Zuhur.
4)   Dua rakaat sesudah sholat Magrib.
5)   Dua rakaat sesudah sholat Isya
”Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: “Saya ingat dari Rasulullah Saw, dua rakaat sebelum Zuhur, dua rakaat sesudah Zuhur, dua rakaat sesudah Magrib, dua rakaat sesudah Isya, dan dua rakaat sebelum Subuh”.  (HR. Bukhari dan Muslim).
2.  Sholat Sunat Rawatib ghoiru Muakkad yaitu  sholat sunah yang kurang dianjurkan untuk dilaksanakan, karena Nabi Muhammad Saw tidak selalu melaksanakannya.
Sholat sunat Rawatib ghairu Muakkad terdiri dari :
a)     Dua rakaat sebelum Sholat Zuhur.
b)    Dua rakaat sesudah Sholat Zuhur.
c)     Empat rakaat sebelum Sholat Ashar.
d)    Dua rakaat sebelum Sholat Magrib.
e)     Dua rakaat sebelum Sholat Isya.
Cara Mempraktekkan Sholat Sunat Rawatib
Cara melaksanakan Sholat Rawaib baik sebelum mapun sesudahnya (qobliyah dan  ba’diyah dikerjakan dua rakaat sama dengan sholat fardu baik gerakannya maupun bacaannya, tetapi yang berbeda hanyalah niatnya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan sholat sunah rawatib sbb:
1. Tidak didahului azan dan iqomah.
2. Dilaksanakan secara munfarid (sendirian).
3. Bacaannya tidak dinyaringkan.
4. Jika lebih dari dua rakaat, maka setiap dua rakaan satu dalam.
5. Sebaiknya tempat mengerjakan sholat rawatib pindah sedikit dari tempat mengerjakan sholat fardu.
6. Diutamakan pada rakaat pertama membaca Surat Al Kafirun, dan pada rakaat kedua membaca Surat Al Ikhlas.
7. Diawali dengan niat menurut macam sholatnya. Niat melaksanakan sholat rawatib cukup dalam hati sesuai dengan macam sholat rawatib tersebut.    
Lafal niat Shalat Rawatib
1. Sebelum Subuh:
أُصَلِي قَبْلِيَّةَ الصُبْحِ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَاليَ
  artinya: Aku n iat shalat sunnah qobliyyah subuh dua rakaat karena Allah.
2.   Sebelum Dzuhur:
أُصَلِي قَبْلِيَّةَ الظُهْرِ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَاليَ
 artinya: Aku niat shalat sunnah qobliyyah dzuhur dua rakaat karena Allah.
3.  Setelah shalat Dzuhur:
أُصَلِي بَعْدِبّةَ الظُهْرِ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَاليَ
 artinya: Aku niat shalat sunnah ba’diyyah dzuhur dua rakaat karena Allah.
4.  Sebelum shalat Asar
أُصَلِي قَبْلِيَّةَ الظُهْرِ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَاليَ
 artinya: Aku niat shalat sunnah qobliyyah dzuhur dua rakaat karena Allah
5.  Sebelum shalat Maghrib:
أُصَلِي قَبْلِيَّةَ العَصْرِ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَاليَ
 artinya: Aku niat shalat sunnah qobliyyah maghrib dua rakaat karena Allah.
6.   Setelah shalat Maghrib:
أُصَلِي بَعْدِبّةَ الَمغْرِب رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَاليَ
 artinya: Aku niat shalat sunnah ba’diyyah maghrib dua rakaat karena Allah.
7.   Sebelum shalat Isya’:
أُصَلِي بَعْدِبّةَ الِعشَاء رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَاليَ
  artinya: Aku niat shalat sunnah qobliyyah isya’ dua rakaat karena Allah.
8. Setelah shalat isya’:
أُصَلِي بَعْدِبّةَ الِعشَاء رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَاليَ
       artinya: Aku niat shalat sunnah ba’diyyah isya’ dua rakaat karena Allah.

C. Hikmah Solat Sunnah

  1. sarana mendekatkan diri kepada Allah swt
  2. penolong dalam segala urusan penting
  3. menambal kekurangan yang mungkin terdapat pada solat fardu
  4. dihapuskan dosa dan ditinggikan derajatnya

Previous Post
Next Post

وَلَا تَهِنُوۡا وَ لَا تَحۡزَنُوۡا وَاَنۡتُمُ الۡاَعۡلَوۡنَ اِنۡ كُنۡتُمۡ مُّؤۡمِنِيۡنَ‏ Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman.

0 komentar: